Tukang foto demikian orang kebanyakan menyebutnya, suatu profesi yang sangat memerlukan keahlian khusus yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal namun juga dapat diperoleh melalui pendidikan non formal (otodidak). Namun tahukah mereka bahwa dibalik sebutan sebagai Tukang Foto ada arus deras yang mengalir kuat bahwa ada unsur seni yang melekat dibalik identitasnya sebagai tukang foto. Tidak semua orang mengetahui hal tersebut, karena rata-rata mereka hanya melihat pada proses awalnya saja tanpa melihat proses setelah kegiatan pemotretan selesai dilakukan oleh seorang Tukang Foto.
Meraka hanya berpendapat bahwa aktivitas seorang tukang foto hanyalah memotret dan mencetak obyek atau liputan suatu perhelatan pernikahan atau kegiatan resmi yang diselenggarakan suatu organisasi, begitu selesai mereka mendapatkan hasil dari suatu karya foto yang dikerjakan.
Kalau hanya sekedar melihat dari sisi luarnya saja tidak beda dengan melihat seorang tukang pijat begitu selesai melaksanakan aktivitasnya mereka mendapatkan upah ala kadarnya. Namun pernahkah mereka melihat sisi dalamnya seorang tukang foto setelah selesai melaksanakan aktivitasnya ?
Tidak banyak yang tahu bahwa dibalik itu semua ternyata tidak semudah orang atau tidak semudah yang mereka bayangkan yaitu selesai foto kemudian cetak hasil dapat dilihat, ternyata tidak. Masih ada beberapa proses yang di sini sangat erat kaitannya dengan dunia seni dan itu melekat erat sekali, karena memerlukan perhatian khusus dan penanganan ekstra serius untuk dapat menghasilkan suatu hasil karya yang enak dilihat dan hasil tersebut menggambarkan suatu obyek foto yang dapat menceritakan suatu alur kisah perjalanan seseorang, ekspresi seseorang, atau penjiwaan seseorang dalam menatap tajam pernak-pernik kehidupan dan memiliki konsep serta tema yang bisa menghidupkan suatu obyek foto. Suatu obyek foto agar dapat dilihat dengan enak harus memiliki konsep dan tema yang sesuai dengan obyek yang akan diambil sehingga akan terasa menyatu menjadi suatu topik atau gambaran cerita yang dapat dipetik atau dilihat jika foto hasil karyanya memiliki konsep dan tema yang pas. Semua itu memerlukan penanganan khusus dan serius serta tidak terlepas dari keahlian seseorang yang menggeluti bidang Fotografi yang harus mengerti tentang seni yang kemudian dipadukan dengan teknik-teknik yang orang menyebutnya Teknik Editing. Di sini banyak orang tidak pernah mengetahui betapa sulitnya melakukan editing satu obyek foto karena terpaut erat dengan perasaan, imajinasi, kreasi, inspirasi agar dapat menyatukan antara konsep dan tema serta penerapannya pada obyek yang menjadi model fotonya. Karena seandainya itu semua tidak bisa berjalan seiring bagaimana sebuah karya foto bisa bercerita dan dapat dilihat dengan enak, dapat bercerita menggambarkan suasana yang seolah-olah seperti sebenarnya, seakan orang sedang bercermin pada kaca yang sangat besar sehingga dapat melihat detail demi detail garis wajahnya atau keindahan suatu panorama alam yang mempesona.
Orang tidak pernah melihat proses kerja seorang Tukang Foto sejauh itu, yang lebih parah lagi andaikan seorang tukang foto tidak bisa menghargai hasil karyanya hanya terbentur pada kata-kata "yang penting kegiatan selesai dapat upah" ini yang menghambat karir seseorang untuk dapat meningkatkan keahliannya bisa mendapat perhatian serius oleh para konsumen. Sehingga mengabaikan arus seni yang mengalir di dalamnya dengan berpegang pada prinsip "foto dapat dilihat dengan jelas tanpa mengindahkan sisi-sisi seninya".
Kalu demikian adanya kapan sebutan Tukang Foto dapat berganti menjadi FOTOGRAPHER kalau unsur-unsur seni yang mengalir tidak ditonjolkan dan melepas semua konsep-konsep dasar dan tema yang seharusnya ada pada sebuah hasil karya, sungguh memprihatinkan sekali jika itu semua diabaikan sehingga bisa dikatakan tidak ada bedanya seorang TUKANG FOTO dengan TUKANG TAMBAL BAN.
Meraka hanya berpendapat bahwa aktivitas seorang tukang foto hanyalah memotret dan mencetak obyek atau liputan suatu perhelatan pernikahan atau kegiatan resmi yang diselenggarakan suatu organisasi, begitu selesai mereka mendapatkan hasil dari suatu karya foto yang dikerjakan.
Kalau hanya sekedar melihat dari sisi luarnya saja tidak beda dengan melihat seorang tukang pijat begitu selesai melaksanakan aktivitasnya mereka mendapatkan upah ala kadarnya. Namun pernahkah mereka melihat sisi dalamnya seorang tukang foto setelah selesai melaksanakan aktivitasnya ?
Tidak banyak yang tahu bahwa dibalik itu semua ternyata tidak semudah orang atau tidak semudah yang mereka bayangkan yaitu selesai foto kemudian cetak hasil dapat dilihat, ternyata tidak. Masih ada beberapa proses yang di sini sangat erat kaitannya dengan dunia seni dan itu melekat erat sekali, karena memerlukan perhatian khusus dan penanganan ekstra serius untuk dapat menghasilkan suatu hasil karya yang enak dilihat dan hasil tersebut menggambarkan suatu obyek foto yang dapat menceritakan suatu alur kisah perjalanan seseorang, ekspresi seseorang, atau penjiwaan seseorang dalam menatap tajam pernak-pernik kehidupan dan memiliki konsep serta tema yang bisa menghidupkan suatu obyek foto. Suatu obyek foto agar dapat dilihat dengan enak harus memiliki konsep dan tema yang sesuai dengan obyek yang akan diambil sehingga akan terasa menyatu menjadi suatu topik atau gambaran cerita yang dapat dipetik atau dilihat jika foto hasil karyanya memiliki konsep dan tema yang pas. Semua itu memerlukan penanganan khusus dan serius serta tidak terlepas dari keahlian seseorang yang menggeluti bidang Fotografi yang harus mengerti tentang seni yang kemudian dipadukan dengan teknik-teknik yang orang menyebutnya Teknik Editing. Di sini banyak orang tidak pernah mengetahui betapa sulitnya melakukan editing satu obyek foto karena terpaut erat dengan perasaan, imajinasi, kreasi, inspirasi agar dapat menyatukan antara konsep dan tema serta penerapannya pada obyek yang menjadi model fotonya. Karena seandainya itu semua tidak bisa berjalan seiring bagaimana sebuah karya foto bisa bercerita dan dapat dilihat dengan enak, dapat bercerita menggambarkan suasana yang seolah-olah seperti sebenarnya, seakan orang sedang bercermin pada kaca yang sangat besar sehingga dapat melihat detail demi detail garis wajahnya atau keindahan suatu panorama alam yang mempesona.
Orang tidak pernah melihat proses kerja seorang Tukang Foto sejauh itu, yang lebih parah lagi andaikan seorang tukang foto tidak bisa menghargai hasil karyanya hanya terbentur pada kata-kata "yang penting kegiatan selesai dapat upah" ini yang menghambat karir seseorang untuk dapat meningkatkan keahliannya bisa mendapat perhatian serius oleh para konsumen. Sehingga mengabaikan arus seni yang mengalir di dalamnya dengan berpegang pada prinsip "foto dapat dilihat dengan jelas tanpa mengindahkan sisi-sisi seninya".
Kalu demikian adanya kapan sebutan Tukang Foto dapat berganti menjadi FOTOGRAPHER kalau unsur-unsur seni yang mengalir tidak ditonjolkan dan melepas semua konsep-konsep dasar dan tema yang seharusnya ada pada sebuah hasil karya, sungguh memprihatinkan sekali jika itu semua diabaikan sehingga bisa dikatakan tidak ada bedanya seorang TUKANG FOTO dengan TUKANG TAMBAL BAN.
0 komentar:
Posting Komentar